Majalah Jendela Dikbud Edisi 29 dari kemdikbud
Majalah Jendela Dikbud Edisi 29 dari kemdikbud - Assalamu'alaikum... Hai sahabat opspwk.web.id sekalian, pada kesempatan ini kami akan menyajikan sebuah informasi yang cukup penting bagi sahabat semua, terutama yang kegiatan kesehariannya selalu rajin membaca kabar terbaru dari jendela.kemdikbud.go.id. Pada kesempatan ini opspwk.web.id akan menyajikan Majalah Jendela Dikbud Edisi 29 dari kemdikbud. Mau tau ada kabar apa? Ini dia sekilas isi Majalah Jendela Dikbud Edisi 29 dari kemdikbud.
Majalah Jendela Dikbud Edisi 29 dari kemdikbud
RUMAH BELAJAR merupakan hasil pengembangan portal
sebelumnya yang diluncurkan pada 15 Juni 2011, berisi konten bahan belajar yang
dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) sebagai
sumber media pembelajaran. Dengan jargon: Belajar di mana saja, kapan saja,
dengan siapa saja, Rumah Belajar sangat mudah diakses. Begitu di-klik,
langsung muncul halaman pertama dengan berbagai menu pilihan kelompok materi belajar.
Pada menu Fitur Utama terdapat delapan kelompok konten, yaitu Sumber Belajar,
Buku Sekolah Elektronik, Bank Soal, Laboratorium Maya, Peta Budaya, Wahana
Jelajah Angkasa, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, dan Kelas Maya.
Sedangkan pada menu
Fitur Pendukung terdapat tiga kelompok konten, yaitu Karya Guru, Karya Komunitas,
serta Karya Bahasa dan Sastra. Ada pula materi pembelajaran yang terhimpun
dalam Fitur Pendukung.
Belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja, Rumah Belajar sangat mudah diakses. Begitu di-klik, langsung muncul halaman pertama dengan berbagai menu pilihan kelompok materi belajar.
Selain itu, Rumah Belajar
juga memberikan layanan ketersediaan sumber media pembelajaran dalam bentuk
bahan belajar interaktif yang dilengkapi dengan media pendukung gambar,
animasi, video dan simulasi, serta dalam bentuk buku digital.
Konten-konten yang
ada pada Rumah Belajar tersebut disediakan untuk berbagai tujuan, agar pendidik
dan peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran secara komprehensif. Misalnya
fitur Peta Budaya, disiapkan untuk menyediakan berbagai macam materi pembelajaran
budaya di Indonesia sehingga peserta didik dapat lebih mengetahui dan
menghargai keragaman adat istiadat/budaya. Sedangkan Wahana Jelajah Angkasa dikembangkan
agar peserta didik lebih mudah mengenal benda-benda angkasa. Selanjutnya, Bank
Soal, berisi kumpulan soal-soal latihan/tes. Juga Karya Guru dan Karya
Komunitas, memberi kesempatan pendidik mengunggah karya terbaiknya. Di sini pendidik
bisa berbagi informasi/ ilmu dengan yang lain.
Fitur yang lain, yakni
Kelas Maya, memberi layanan pendidik dan peserta didik menyelenggarakan kegiatan
e-learning atau pembelajaran secara daring (online) kapan saja dan di mana
saja. Fitur itu memfasilitasi pembelajaran daring antara pendidik dan peserta
didik kapan saja dan di mana saja. Baik pada saat jam sekolah maupun di luar
jam sekolah (sesuai kesepakatan pendidik dan peserta didik), asalkan guru dan siswa
memiliki koneksi internet dan perangkat gawai seperti komputer/laptop/notebook.
Adapun Laboratorium
Maya dapat digunakan peserta didik dan pendidik melakukan percobaan di
laboratorium secara virtual (maya). Semua percobaan atau simulasi yang tersedia
di Laboratorium Maya dapat diunduh oleh pengguna dengan melakukan login
terlebih dahulu. Di fitur ini terdapat konten untuk mata pelajaran IPA dan matematika
dengan kategori SMP dan SMA. Saat ini, untuk mata pelajaran matematika baru
tersedia empat judul konten dan mata pelajaran IPA tingkat SMP baru tersedia
enam judul konten. Sedangkan untuk tingkat SMA, terbagi menjadi tiga kategori, yaitu
biologi, fisika, dan kimia, dengan jumlah judul konten dua puluh buah.
Sejauh ini, Rumah Belajar
telah banyak dimanfaatkan oleh pendidik sebagai sumber media pembelajaran. Pendidik
di Bengkulu Tengah, NTB, dan Maluku Utara, misalnya, merasakan portal tersebut
sangat membantunya dalam mencari materi pembelajaran. Peserta didik pun tambah
bersemangat dengan media pembelajaran berbasis internet tersebut.
Meskipun demikian,
tanpa sambungan internet di kelas pun, pembelajaran dengan konten dari Rumah Belajar
tetap dapat dilaksanakan. Caranya, pendidik mengunduh materi terlebih dulu
melalui gawai yang berkoneksi internet. Lalu, hasil undungan
itu disimpan dalam
alat penyimpan data, seperti flashdisk/USB, atau compact disc (CD). Dalam
kelas, materi tersebut ditayangkan dengan proyektor LCD secara luring (offline).
Dengan cara demikian itu, kelas yang tidak terakses internet pun dapat memanfaatkan
konten Rumah Belajar.
Bertujuan mendorong
peserta didik pro-aktif dalam proses pembelajaran, bisa saja seorang atau beberapa
orang peserta didik diminta mengunduh materi terlebih dulu. Kemudian materi itu
ditayangkan secara luring di kelas untuk dibahas bersama. Dalam hal ini
pendidik bertindak sebagai
fasilitator. Bagi
pendidik di daerah 3 T (terdepan, terluar, tertinggal), ketiadaan sambungan
internet bukan menjadi kendala dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan
materi yang diambil dari Rumah Belajar. Asal ada kemauan, pembelajaran berbasis
internet tersebut dapat dilaksanakan dengan baik di mana saja dan kapan saja.
KEHADIRAN INTERNET, terutama layanan world wide web (www), telah mengubah perilaku peserta didik dalam mencari informasi. Mereka sangat mengandalkan gawai karena dianggap lebih praktis dalam mencari informasi. Cukup dengan memencet toolbar, dalam sekejap muncul menu informasi di layar komputer, polsel, atau jenis gawai lainnya. Mereka adalah anak-anak “zaman now”, ada pula yang menyebut generasi milenial, sedari lahir sudah dimanjakan oleh kemajuan teknologi digital yang serba otomatis, cepat, dan canggih.
Fitur Rumah Belajar |
Dengan ketersediaan
layanan internet seperti itu, mereka memang menjadi generasi yang fisiknya kurang
gerak tapi pikirannya berkelebat kesana kemari menjelajah tempat dan waktu dari
situs web satu ke situs yang lain. Informasi apapun yang diinginkan akan didapatkannya,
secara cepat pula. Kecepatannya jauh melampaui jika mereka mencari di rak buku
perpustakaan dan membuka lembar demi lembar buku cetakan. Maka, mereka sangat
tergantung pada gawai yang efektif dan efisien tersebut. Ketergantungan seperti
itulah yang dipindai, kemudian diantisipasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud). Pada 15 Juni 2011 lalu, Kemendikbud meluncurkan aplikasi
pembelajaran berupa portal dengan nama Rumah Belajar dengan alamat situs web http://belajar.kemdikbud.go.id. Sejak peluncuran, Rumah Belajar telah mengalami
banyak kemajuan. Dari sebuah Sumber Belajar bertransformasi menjadi sebuah
portal pembelajaran atau learning management system (LMS) yang terintegrasi,
sebuah one stop service bagi stakeholder pendidikan.
Dengan jargon:
Belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja, portal Rumah Belajar
sangat mudah diakses. Begitu di-klik, langsung muncul halaman pertama dengan
berbagai menu pilihan kelompok informasi. Pada fitur Sumber Belajar misalnya,
di situ tersedia materi belajar berbagai jenjang pendidikan: dari PAUD, SD
hingga SMA/SMK. Ada pula Peta Budaya, yang disiapkan untuk menyediakan berbagai
macam materi pembelajaran budaya di Indonesia. Sedangkan Wahana Jelajah Angkasa
dikembangkan agar peserta didik lebih mudah mengenal bendabenda angkasa.
Selanjutnya, Bank Soal, yang berisi kumpulan soal-soal latihan dan tes, dan
Kelas Maya merupakan kelas virtual yang dapat dimanfaatkan oleh fasilitator
atau guru yang ingin mengajar dari jarak jauh. Ingin berbagi ilmu? Ada fitur
Karya Guru dan Karya Komunitas, yang memberi kesempatan peserta didik dan
pendidik mengunggah karya terbaiknya. Juga ada Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan,
yang dapat digunakan sebagai sarana peningkatan kompetensi para pendidik. Selain
daring, Rumah Belajar juga dapat diakes melalui metode luring
bagi daerah dengan keterbatasan
akses internet, seperti di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Dengan demikian,
Rumah Belajar juga sebagai alat pemerataan informasi di negeri tercinta ini.
Selamat belajar di Rumah Belajar. (Hendriawan Widiatmoko, Pustekkom).
SALAH SATU fitur portal Rumah Belajar (http://belajar.kemdikbud.go.id.)
adalah Kelas Maya, yang memberi layanan pendidik dan peserta didik
menyelenggarakan
kegiatan e-learning
atau pembelajaran secara daring (online) kapan saja dan di mana saja. Fitur itu
memfasilitasi pembelajaran daring antara pendidik dan peserta didik kapan saja
dan di mana saja. Baik pada saat jam sekolah maupun di luar jam sekolah (sesuai
kesepakatan pendidik dan peserta didik), asalkan guru dan siswa memiliki koneksi
internet dan perangkat gawai seperti komputer/laptop/notebook.
Dok Pustekkom |
Kelas Maya merupakan
sebuah learning management system (LMS) yang dikembangkan oleh Pustekkom, Kemdikbud,
untuk pembelajaran melalui tools komunikasi sinkronous (chat, video conference,
audio conference, desktop sharing, whiteboard) dan asinkronous (unduh materi dan
unggah tugas). Pembelajaran di fitur ini berpusat pada peserta didik dan
menuntut mereka mengambil inisiatif dan aktif, sehingga mengasah keterampilan
berpikir dan bertindak dalam mengambil keputusan menentukan pilihan pada
sesuatu yang ingin dipelajari.
Melalui Kelas Maya,
pendidik dapat mengelola pembelajaran secara mandiri, mulai dari mengunggah
bahan belajar, membuat tugas, menyampaikan topik diskusi, mengunggah soal-soal
ujian, hingga memberikan penilaian pada tugas maupun forum diskusi. Pada
dasarnya, Kelas Maya merupakan sarana pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
format kegiatan sebagaimana di sekolah, yang dilengkapi dengan fasilitas
reminder tugas dan ujian, ujian daring, pengumpulan data daring, dan forum
diskusi. Konten seperti modul, soal latihan maupun ujian, serta tugas, semuanya
berasal dari pendidik dan peserta didik yang mengikuti Kelas Maya.
Di Kelas Maya,
pendidik dan peserta didik dapat melakukan interaksi dan berkegiatan
pembelajaran yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Seluruh catatan
aktivitas mereka tersimpan dalam data di Kelas Maya. Dan, tentu saja dapat
dipantau oleh pihak sekolah.
Kelas Maya memiliki
tiga kategori pengguna, yang terdiri atas sekolah sebagai penyelenggara,
pendidikan, dan peserta didik. Ketiganya memiliki peran masing-masing.
Sekolah sebagai
penyelenggaranya memiliki fasilitas hak akses untuk mengelola keseluruhan
sistem, di antaranya mengelola kelas (membuat kelas, menambahkan tim pengajar),
mengelola pengguna di sekolah (mengelola pendidik dan peserta didik), monitoring
aktivitas kelas (melihat rekap nilai), dan monitoring aktivitas pengguna (pendidik
dan peserta didik).
Pendidik sebagai
pengajar atau pengampu mata pelajaran di Kelas Maya memiliki hak akses untuk
mengelola kelas (mengatur konfigurasi kelas, mengunggah modul, mengunggah tugas,
membuat pengumuman, mengisi forum diskusi, mengatur penilaian), dan monitoring
aktivitas peserta didik (melihat aktivitas dan melihat mereka). Peserta didik,
yang sudah terdaftar di Kelas Maya, memiliki hak akses untuk memilih dan
mengikuti kelas, mengubah profil, mengikuti forum diskusi, mengumpulkan tugas,
mengikuti ujian, membaca pengumuman, serta melihat nilai.
Demikianlah tadi sekilas
Majalah Jendela Dikbud Edisi 29 dari
kemdikbud. Untuk selengkapnya silahkan unduh pada link yang sudah
kami sediakan. Semoga ulasan ini dapat bermanfaat, sampai jumpa lagi.
Wassalam....
Unduh Majalah Jendela Dikbud Edisi 29 darikemdikbud
Baca juga RPP K13 Revisi 2018 Kelas 3 SD Semester 2 , RPP K13 Revisi 2017 Kelas 4 SD Semester 2 , RPP K13 Kelas 5 Semester Dua Dengan Kegiatan Berbasis Proyek , Pengertian Microsoft Office Word atau Microsoft Word , Cara Merawat Komputer , Laptop dan Notebook yang Mudah dan Benar Agar Awet
Advertisement